Minggu, 12 Juni 2016

Terapi CBT

Menghilangkan Phobia Dengan Terapi CBT



Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau Terapi Kognitif dan Perilaku merupakan salah satu pendekatan psikoterapi yang paling banyak diterapkan dan telah terbukti efektif dalam mengatasi berbagai gangguan, termasuk kecemasan dan depresi. Apa itu sebenarnya yang dimaksud dengan terapi CBT ini ? Silahkan baca ulasannya dibawah ini ya






Cognitive Behavioral Therapy (CBT) berorientasi pada pemecahan masalah dengan terapi yang dipusatkan pada keadaan “disini dan sekarang”, yang memandang individu sebagai pengambil keputusan penting tentang tujuan atau masalah yang akan dipecahkan dalam proses terapi. Dengan cara tersebut, pasien sebagai mitra kerja terapis dalam mengatasi masalahnya dan dengan pemahaman yang memadai tentang teknik yang digunakan untuk mengatasi masalahnya.

Aspek kognitif dalam Cognitive Behavioral Therapy (CBT) antara lain mengubah cara berpikir, kepercayaan, sikap, asumsi, imajinasi dan memfasilitasi konseli belajar mengenali dan mengubah kesalahan dalam aspek kognitif. Sedangkan aspek behavioral dalam Cognitive Behavioral Therapy (CBT) yaitu mengubah hubungan yang salah antara situasi permasalahan dengan kebiasaan mereaksi permasalahan, belajar mengubah perilaku, menenangkan pikiran dan tubuh sehingga merasa lebih baik, serta berpikir lebih jelas. Dengan demikian Cognitive Behavioral Therapy (CBT) diharapkan berperan sebagai mekanisme proteksi agar kecemasan dan depresi tidak mengancam, karena pasien belajar mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan munculnya gangguan.


 Tujuan utama dalam teknik Cognitive Behavioral Therapy (CBT) adalah : 
- Membangkitkan pikiran-pikiran negative/berbahaya, dialog internal atau bicara sendiri (self-talk), dan interpretasi terhadap kejadian-kejadian yang dialami. Pikiran-pikiran negative tersebut muncul secara otomatis, sering diluar kesadarann pasien, apabila menghadapi situasi stress atau mengingat kejadian penting masa lalu. Distorsi kognitif tersebut menyebabkan perilaku maladaptive yang menambah berat masalahnya.
    
- Terapis bersama klien mengumpulkan bukti yang mendukung atau menyanggah interpretasi yang telah diambil. Oleh karena pikiran otomatis sering didasarkan atas kesalahan logika, maka program Cognitive Behavioral Therapy (CBT) diarahkan untuk membantu pasien mengenali dan mengubah distorsi kognitif. Pasien dilatih mengenali pikirannya, dan mendorong untuk menggunakan keterampilan, menginterpretasikan secara lebih rasional terhadap struktur kognitif yang maladaptive.
    
- Menyusun desain eksperimen (Pekerjaan Rumah) untuk menguji validitas interpretasi dan menjaring data tambahan unjtuk diskusi di dalam proses terapi.

Asumsi yang mendasari Cognitive Behavioral Therapy (CBT), terutama untuk kasus depresi yaitu bahwa gangguan emosional berasal dari distorsi (penyimpangan) dalam berpikir. Perbaikan dalam keadaan emosi hanya dapat berlangsung lama kalau dicapai perubahan pola-pola berpikir selama proses terapi. Demikian pula pada pasien pola berpikir yang maladaptive (disfungsi kognitif) dan gangguan perilaku. Dengan memahami dan merubah pola tersebut, pasien diharapkan mampu melakukan perubahan cara berpikirnya dan mampu mengendalikan gejala gejala dari gangguan yang dialami.

Terima kasih sudah membaca artikel ini, semoga dapat menambah wawasan anda dan ditunggu komentarnya 



0 komentar:

Posting Komentar