Phobia Kematian (Thanatophobia)
Kematian adalah akhir kehidupan yang tidak dapat dihindari, tetapi bagaimana, kapan, dan dimana kematian terjadi sebagian besar orang tidak mengetahuinya. Phobia ini dinamakan thanatophobia. Apa sebenarnya thanatophobia ini ? Silahkan dibaca ulasannya dibawah ini
Kecemasan kematian telah menjadi topik psikologis yang menarik di tahun 1950-an. Namun, definisi dari kecemasan kematian telah menjadi tugas yang paling membingungkan para peneliti sampai hari ini.
Kastenbaum & Costa (1977) menyatakan banyak kebingungan dalam litertatur death attitudes yang dapat diusut dari “pertukaran yang serampangan pada kata ‘fear’ dan ‘anxiety’, yang sebenarnya memiliki perbedaan”, contohnya, fear merepresentasikan reaksi yang lebih realistis pada bahaya yang spesifik, anxiety menunjuk pada respon yang lebih neurotik yang bukan merupakan bagian dari bahaya eksternal yang nyata (Choron, 1974).
Selain itu, penelitian empiris mengenai kecemasan kematian sebagian besar tanpa teori (atheoretical), meskipun bukannya tanpa asumsi yang belum diuji. Peterson (1980) menyimpulkan bahwa studi tentang death dan dying “ sangat terbatas baik dari segi metodologi dan teori”.
Walaupun demikian, terdapat beberapa ahli yang mencoba untuk mendefinisikan kecemasan kematian, antara lain Webster’s (1980) menyatakan bahwa Kecemasan kematian (thanatophobia) didefinisikan sebagai ketakutan abnormal yang sangat besar terhadap kematian, dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ketika orang berpikir tentang proses kematian atau apa yang terjadi setelah kematian (Webster `s, 1980).
Kemudian, Janet Belsky (1999) mendefinisikan kecemasan kematian sebagai: “pikiran-pikiran, ketakutan, dan emosi mengenai kejadian akhir kehidupan yang kita alami dibawah kondisi-kondisi kehidupan yang lebih normal”(Belsky, 1999, p. 368).
Kecemasan kematian akan relatif lebih rendah di antara masyarakat yang menegaskan kematian daripada di antara kebudayaan yang menyangkal-kematian atau menantang-kematian. Selain hal tersebut, banyak penelitian yang menyebutkan bahwa orang dengan gangguan mental dan emosional cenderung memiliki tingkat kecemasan kematian yang tinggi daripada populasi umum.
Memiliki tingkat kecemasan kematian tertentu mungkin mendorong individu untuk melakukan beberapa kegiatan-kegiatan produktif serta menahan diri dari pilihan hidup berisiko tertentu. Namun, jika kecemasan kematian menjadi terlalu kuat, hal itu mungkin mengganggu rutinitas sehari-hari dengan normal
Baca juga : Daftar Lowongan Pekerjaan
0 komentar:
Posting Komentar